Minggu, 23 Oktober 2016

Penyuluhan Keselamatan Transportasi Jalan

A.           Dasar Hukum Penyuluhan

  1. Sosialisasi Keselamatan Jalan – PT TRIDAYA CIPTA UTAMA-PERHUBUNGAN DARAT 2008
  2. Ruslan, Rosadi, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta: 1997
  3. Prof. Stewart H. Rewoldt, 1991 . Perencanaan dan Strategi Pemasaran. Jakarta: Rineka Cipta
B.            Definisi Penyuluhan
1.            Proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan perilaku yang merupakan perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang/pihak lain, baik secara langsung atau tidak langsung.
2.     A.W. van den Ban dkk. (1999) dituliskan bahwa penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar.
3.       Definisi Penyuluhan Berdasarkan  Undang-undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian , Perikanan dan Kehutanan ( SP3K). Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dalam mengakses informasi informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
4.             Definisi Penyuluhan menurut Ibrahim, et.al, 2003:1-2
Penyuluhan berasal dari kata “suluh” yang berarti “obor” atau “pelita” atau “yang memberi terang”. Dengan penyuluhan diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengetahuan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan yang sudah tahu menjadi lebih tahu. Keterampilan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari yang tidak mampu menjadi mampu melakukan suatu pekerjaan yang bermanfaat. Sikap dikatakan meningkat, bila terjadi perubahandari yang tidak mau menjadi mau memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang diciptakan.
C.            Tahapan Penyuluhan
1.     Tahap penumbuhan perhatian: mengetahui adanya gagasan/ide atau praktek baru untuk pertama kalinya.
2.           Tahap penumbuhan minat: ingin mengetahui lebih banyak dan berusaha mencari informasi lebih lanjut.
3.             Tahap menilai: mampu membuat perbandingan.
4.             Tahap mencoba: mencoba gagasan baru atau praktek baru.
5.             Tahap menerapkan: meyakini dan menerapkan sepenuhnya secara berkelanjutan.
D.           Penyusunan Program Penyuluhan
Penyusunan ini mempunyai beberapa langkah diantaranya perumusan keadaan, penetapan tujuan, penetapan masalah dan penetapan rencana kegiatan. Berikut termasuk elemen penting dalam penyusunan program penyuluhan:
1.             Materi Penyuluhan
Karakteristik materi penyuluhan diantaranya:
a.             Pesan yang akan disampaikan penyuluh kepada sasaran penyuluhan
b.             Berupa pesan kognitif, afektif, psikomotorik maupun kreatif
c.             Bersifat menganjurkan, melarang, memberitahu, maupun menghibur
2.             Syarat Penyuluhan
Syarat yang harus ada yaitu:
a.             Relevan dengan kebutuhan sasaran penyuluhan.
b.             Berasal dari sumber yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan
c.             Dapat diakses dengan baik
3.             Prinsip 7C
a.             Credibility: pesan dapat diyakini kebenarannya
b.             Contex: berkaitan dengan masalah keselamatan di wilayahnya
c.             Content: isinya memiliki arti bagi penerima pesan
d.             Clarity: jelas susunan bahasa, gambar dan simbol
e.             Continuity and consistency: berkelanjutan dan konsisten dalam menyampaikan pesan
f.              Channels: saluran media komunikasi yang sesuai penerima
g.             Capability of audience: sesuai dengan kemampuan penerima pesan
E.            Metode Penyuluhan
1.             Berdasarkan teknik komunikasi yang digunakan:
a.             Metode penyuluhan langsung
Tatap muka antara penyuluh dan sasaran penyuluhan (demonstrasi, kursus, diskusi, dll)
b.             Metode penyuluhan tidak langsung
Dilakukan melalui perantara/media komunikasi (pemasangan poster, penyebaran brosur/leaflet/majalah, siaran radio, siaran televisi, pemutaran film, dll)
2.             Berdasarkan jumlah sasaran
a.             Pendekatan perorangan
Langsung antara penyuluh dengan orang per orang.
b.             Pendekatan kelompok
Antara penyuluh dengan sekelompok orang (diskusi, kursus, serasehan, dll).
c.             Pendekatan massal
Dilakukan antara lain dengan cara siaran radio, siaran televisi, pemasangan poster/spanduk, kampanye, dll
3.             Berdasarakan indera penerima sasaran
a.             Indera penglihatan
Melalui pemasangan poster/spanduk, penyebaran brosur/leaflet/majalah, dll.
b.             Indera pendengaran
Melalui indera pendengaran, antara lain melalui siaran radio, iklan radio, dll.
c.             Kombinasi indera penerima
Melalui demonstrasi cara/hasil, pemutaran film, siaran televisi, dll.
4.             Ceramah
a.             Penyampaian materi tanpa banyak partisipasi dalam bentuk pertanyaan atau diskusi
b.             (+) Kelas mudah dikuasai; mudah dilaksanakan; dapat diikuti peserta dalam jumlah besar
c.             (-) Bersifat verbal; peserta cenderung bosan; sangat tergantung pada kemampuan penceramah
5.             Demonstrasi
a.             Memperlihatkan secara nyata tentang cara dan/atau hasil terkait sesuatu hal
b.             (+) Pemahaman peserta mengenai materi lebih dalam
c.             (-) Memakan waktu lama; sumber daya yang dibutuhkan relatif besar
6.             Kursus/pelatihan
a.             Proses belajar mengajar yang diselenggarakan secara sistematis dan dalam jangka waktu tertentu
b.             (+) Efektif untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan secara mendalam dan sistematis; alumni dapat dipakai sebagai kader bagi kelompoknya
c.             (-) Relatif mahal serta memerlukan persiapan dan pelaksanaan yang cermat; kurangnya sarana dan alat bantu pengajaran sering mengganggu tercapainya tujuan; menjangkau relatif sedikit peserta
7.             Pameran
a.             Usaha memperlihatkan atau mempertunjukkan model, contoh, barang, peta, grafik, gambar, poster, benda hidup dan sebagainya secara sistematis pada suatu tempat tertentu
b.             (+) Jangkauan sasaran lebih luas; mempunyai efek publisitas
c.             (-) Memerlukan banyak persiapan dan biaya; harus berganti tema; tema tertentu; memerlukan penjaga yang benar-benar menguasai masalah
8.             Pemberian penghargaan
a.             Kegiatan sebagai tanda ucapan terima kasih/penghargaan kepada individu/instansi atas jasa-jasa/prestasinya khususnya dalam kurun waktu tertentu.
b.             (+) Merangsang peserta untuk meningkatkan prestasi; mengefektifkan kegiatan; memberikan pengaruh yang luas dan melibatkan lembaga/badan lain
c.             (-) Membutuhkan biaya tambahan pelaksanaan; hanya melibatkan beberapa orang peserta
9.             Pemutaran Film
a.             Metode penyuluhan dengan menggunakan alat film yang bersifat visual dan massal, serta menggambarkan proses sesuatu kegiatan.
b.             (+) Lebih menarik; sekaligus sebagai hiburan; jangkauannya lebih luas
c.             (-) Tidak terdapat komunikasi dua arah; biaya tinggi
10.         Penempelan poster
a.             Metode penyuluhan yang menggunakan gambar dan sedikit kata-kata yang dicetak pada sehelai kertas/bahan lain yang berukuran tidak kurang dari 45 cm x 60 cm, dan ditempelkan pada tempat-tempat yang sering dilalui orang atau yang sering digunakan sebagai tempat orang berkumpul
b.             (+) Jangkauan sasaran lebih luas
c.             (-) Pesan kurang lengkap; bila dibuat dari kertas akan mudah rusak, sedangkan bila dibuat dari bahan tahan lama biayanya mahal
11.         Brosur, leaflet & Majalah
a.             Menggunakan brosur, folder, leaflet dan majalah yang dibagikan kepada masyarakat pada saat tertentu.
b.             (+) Materi lebih lengkap dan jelas serta lebih khusus pada materi tertentu; dapat melengkapi metode penyuluhan yang lain; dapat memberikan kesempatan pihak lain untuk berpartisipasi (khusus untuk majalah).
c.             (-) Bahasa harus menyesuaikan dengan bahasa komunikasi kelompok sasaran; kontinuitasnya tidak dapat terjamin terutama faktor judul, materi, biaya dan keterpaduan dengan metode lainnya

F.             Media Penyuluhan
1.             Tercetak
2.             Audio
3.             Audiovisual
4.             Objek/benda nyata
5.             Media penyuluhan luar ruangan
G.           Syarat penyuluhan agar efektif dan efisien
1.             Perubahan
2.             Pengetahuan
3.             Sikap
4.             Keterampilan



Minggu, 16 Oktober 2016

MEMAHAMI PENTINGNYA KAMPANYE KESELAMATAN JALAN

A.           Dasar Hukum
1.       Undang Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan No 22 Tahun 2009 Menimbang poin C yaitu Bahwa lalu lintas dan angkutan jalan sebagai bagian dari sistem transportasi nasional harus dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu-lintas dan angkutan jalan dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan pengembangan wilayah
2.      Undang Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan No 22 Tahun 2009 Bab 1 pasal 1 poin 31 yaitu Keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari resiko kecelakaan selama berlalu-lintas yang disebabkan oleh manusia, kendaraan, jalan dan/atau lingkungan
3.      Undang Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan No 22 Tahun 2009 Pasal 203 ayat 2 huruf a (penjelasan) poin d yang menjelaskan tentang Kampanye Keselamatan Lalu Lintas
4.     Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan Pilar IV yaitu Perilaku Pengguna Jalan yang Berkeselamaan poin j tentang kampanye keselamatan.
5.       Panduan Keselamatan Jalan
6.      RUNK Jalan 2011 – 2035 Pilar IV Perilaku Pengguna Jalan yang Berkeselamaan poin 8 tentang Kampanye Keselamatan

B.            Definisi Kampanye
1.    Menurut Leslie B. Snyder (2002): “Kampanye komunikasi merupakan aktivitas komunikasi yang terorganisasi, secara langsung ditujukan kepada khalayak tertentu, pada periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu
2.   Rogers dan Storey (1987): “kampanye sebagai serangkaian kegiatan komunikasi yang terorganiasi dengan tujuan untuk menciptakan dampak tertentu terhadap sebagian besar khalayak sasaran secara berkelanjutan dalam periode waktu tertentu
3.  Glosari grafis, kampanye merupakan rangkaian iklan dan berhubungan dengan usaha perancangan untuk menampilkan dan memperkenalkan sebuah ide penjualan atau jasa dalam jangka waktu yang teratur.
4.   Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, kampanye diartikan sebagai gerakan atau tindakan serentak untuk melawan, mengadakan aksi,mengubah keadaan, mengubah perilaku dan lain-lain (Lukman; 1996: 437).
5.  Rajasundaram (1981), Koordinasi dari berbagai metode komunikasi yang fokus pada permasalahan tertentu sekaligus cara pemecahannya dalam kurun waktu tertentu.
6.    Menurut WWF (The World Wide Fund for Nature) Indonesia, kampanye adalah alat untuk menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran, untuk meningkatkan kepedulian dan perubahan  perilaku dari target audiens. Kampanye juga dapat dilihat sebagai alat advokasi kebijakan untuk menciptakan tekanan public pada actor-aktor kunci, misalnya peneliti, ilmuwan, media massa dan pembuat kebijakan

C.            Definisi Propaganda


  1. Leonard Doob, mengartikan propaganda adalah usaha untuk mempengaruhi dan mengendalikan kepribadian serta perilaku orang lain ke arah tujuan-tujuan yang tidak ilmiah dan masih diragukan kebenarannya dalam masyarakat tertentu.
  2. Prof. Mar’at, propaganda adalah suatu teknik, suatu cara atau suatu usaha yang sistematis, serta sungguh dipikirkan secara mendalam dimana teknik, cara atau usaha ini dilakukan baik oleh seseorang maupun kelompok orang untuk mempengaruhi pendapat atau sikap orang lain atau kelompok.
  3. Ferdinand Tonnies, propaganda merupakan suatu kegiatan untuk menggerakkan (mobilisize) pendapat secara umum (mass opinion) secara besar-besaranyang bertujuan menyebarkan suatu ide tanpa memperdulikan kecocokan dan kebenarannya.
  4. Paus Urban, propaganda adalah kegiatan yang dilakukan secara persuasif bukan dengan koersif.
  5. Prof. Onong Urcyana Efendi, propanganda adalah komunikasi yang dilakukan secara berencana, sistematis dan berulang-ulang untuk mempengaruhi seseorang, khalayak atau bangsa agar melaksanakan kegiatan tertentu dengan kesadaran sendiri tanpa paksa atau dipaksa.

D.        Perbedaaan Kampanye dan Propaganda
1.   Kampanye tidak dapat digunakan dalam bidang promosi dan publikasi untuk tujuan bidang komersial, karena kegiatan bidang tersebut sudah mempunyai spesialisasi tersendiri.
2.  Kegiatan propaganda di luar bidang ekonomi dan politik, pada umumnya adalah suatu kampanye, misalnya kampanye penghijauan, kampanye ASI, pelestarian lingkungan
3.  Perbedaan dasar antara propaganda dan kampanye adalah pada umumnya propaganda kegiatan bersifat kontinyu atau berkesinambungan. Sedangkan kampanye bersifat temporer dan terbatas pada waktu dan tema tertentu.
4.    Kampanye masyarakat yang didefinisikan sebagai suatu usaha yang terencana dan berjalan untuk memberikan informasi, mendidik dan meyakinkan bagian dari kehidupan sosial masyarakat untuk tujuan pembangunan khusus. Tujuan kampanye adalah membentuk suatu perubahan sosial, dan perubahan ini bisa menyangkut keadaan sosal atau kondisi tingkat pendidikan masyarakat tertentu.
Selain itu perbedaan lain antara kampanye dan propaganda dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Perbedaan
KAMPANYE
Propaganda
Nara sumber & tema
Dapat diidentifikasi
Tdk jelas, tersembunyi
periode
Waktu yg terbatas
Tidak terikat waktu
Sifat gagasan
Moderat dan terbuka
Tertutup, memaksakan
Tujuan kegiatan
Spesifik dan variatif
Umum, mengubah system dan nilai kepercayaab
penerimaan
Sukarela dan persuasif
Dipaksakan, menekan, mengancam
Modus pelaksanaan
Sesuai kode etik
Tanpa aturan main yg jelas
Kepentingan
Kedua belah pihak
Sepihak
Penilaian publik
Konotasi positif
Konotasi negatif

E.      Kampanye Keselamatan Jalan
Merupakan serangkaian kegiatan komunikasi yang terorganisasi, yang ditujukan untuk khalayak tertentu, dengan meningkatkan kesadaran sehingga terciptanya keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan pada masyarakat.
Selain itu kampanye keselamatan jalan dapat diartikan suatu proses membuat perubahan perilaku keselamatan jalan dalam rangka mencapai tujuan aman berkendara yang zero accident dengan bekerja bersama berbagai pihak melalui orang-orang yang menangani dan sumber daya organisasi lainnya. Kampanye keselamatan dapat berbentuk publisitas di media masa, demonstrasi, pawai, seminar di dalam ruangan, dan lain-lain. Kampanye yang tepat dapat mengurangi perilaku yang membahayakan keselamatan di jalan.

F.     Karakteristik Kampanye Keselamatan Jalan
  1. Kampanye  keselamatan  di  jalan  harus  menjadi bagian terpadu dari perencanaan transportasi strategis
  2.  Pesan kampanye dibuat berdasarkan suatu analisis pada situasi lalu lintas dan angkutan jalan.
  3.  Peran   media   masa   perlu   diidentifikasi   dalam mempengaruhi sikap dan perilaku pengguna jalan
  4.  Kampanye menjadi lebih efektif bila didukung oleh adanya peraturan dan penegakan hukum.
  5.  Penyampaian    pesan    perlu    dilandasi    suatu penelitian,    bukan    sekedar    penampilan    yang “bagus”.

G.           Model-Model Kampanye
1.      Model Komponensial Kampanye, ciri-cirinya:

a.  Menggunakan pendekatan transmisi (transmission approach) ketimbang interactions approach.
b.  Kampanye merupakan kegiatan yang bersifat persuasif dan sumber secara aktif berupaya mempengaruhi penerima yang berada dalam posisi pasif. Proses bertukar peran selama kampanye berlangsung menjadi sangat terbatas.
c.  Sumber memiliki peran yang dominan untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak.
d. Pesan-pesan disampaikan berbagai saluran komunikasi seperti media massa, media tradisional atau saluran personal.
e.  Umpan balik untuk mengukur efektifitas kampanye dapat muncul dari pesan itu sendiri, saluran yang digunakan atau respon penerima.
f.  Sumber dapat mengidentifikasi potensi gangguan pada semua komponen kampanye yang ada.


2.      Model Kampanye Ostegaard oleh Leon Ostegaard

Ciri-cirinya adalah:
a.  Model ini paling sedikit sentuhan ilmiahnya.
b. Sebuah program kampanye  hendaknya selalu identifikasi masalah secara jernih dan langkah ini disebut tahap prakampanye.
c.   Langkah  pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi masalah faktoral yang dirasakan.
d.   Kemudian dicari sebab-akibat dengan fakta-fakta yang ada.
e.  Tahap kedua, pengelolaan kampanye seluruh isi program diarahkan untuk membekali dan mempengaruhi aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan khalayak sasaran.

Tahapan Model Ostegaard:
a.   Sikap secara langsung atau tidak langsung dipengaruhi oleh perubahan dalam tataran pengetahuan dan ketrampilan, seketika maupun bertahap. Seandainya bertentangan dengan sikap yang telah mantap, maka perubahan tidak muncul.
b.   Tahap terakhir dari model adalah tahap evaluasi pada penanggulangan masalah. Tahap ini disebut juga tahap pasca kampanye.
c.    Evaluasi diarahkan pada keefektifan kampanye dalam menghilangkan atau mengurangi  masalah seperti yang telah diidentifikasikan pada tahap prakampanye.

3.      Model Perkembangan Lima Tahap Fungsional oleh Larson, 1993
a.  Diterapkan pada candicate oriented campaigns, product oriented campaigns atau cause or idea oriented campaigns.
b.  Fokus  model ini adalah pada tahapan kegiatan kampanye, bukan pada proses pertukaran pesan.
c. Tahap kegiatan meliputi identifikasi, legimatisasi, partisipasi, penetrasi dan distribusi. Berikut merupakan tahapan model perkembangan:
a.   Tahap identifikasi merupakan tahap penciptaan identitas kampanye yang dengan mudah dapat dikenali khalayak. Identitas dengan penggunaan simbol, warna, lagu atau jingle,seragam dan slogan.
b.   Legitimasi: Dalam kampanye politik diperoleh ketika seseorang telah masuk dalam daftar kandidat anggota legislatif. Legitimasi  mereka bisa efektif digunakan dan dipertahankan sejauh mereka dianggap capabel dan tidak menyalahgunakan jabatan. Dalam kampanye produk, legitimasi ditunjukkan melalui testimoni atau pengakuan konsumen tentang keunggulan produk tertentu.
c.   Tahap ketiga: partisipasi yang bersifat nyata atau simbolik. Partisipasi nyata ditunjukkan oleh keterlibatan orang-orang dalam menyebarkan pamflet, brosur atau poster, menghadiri demonstrasi yang diselenggarakan sebuah lembaga swadaya masyarakat atau memberikan sumbangan untuk perjuangan partai.
d.   Tahap keempat yaitu penetrasi. Pada tahap ini seorang kandidat, sebuah produk atau sebuah gagasan telah hadir dan mendapat tempat di hati masyarakat. Sebuah produk telah menguasai sekian persen dari pangsa pasar yang ada. Seorang juru kampanye telah berhasil menarik simpati masyarakat dan meyakinkan mereka bahwa ia adalah kandidat terbaik dari sekian yang ada. Sebuah kampanye yang ditujukan untuk menentang kebijakan pemerintah mendapat liputan media massa secara luas dan mendapat tanggapan serius pemerintah dengan membuka dialog untuk mencari jalan keluar terbaik
e.   Tahap kelima yaitu distribusi. Tahap pembuktian, pada tahap ini tujuan kampanye pada umumnya telah tercapai. Kandidat politik telah mendapatkan kekuasaan yang mereka cari, sebuah produk sudah dibeli masyarakat atau kampanye kenaikan harga tarif tol telah disetujui pemerintah. Tinggal sekarang bagaimana mereka membuktikan janji-janji mereka saat kampanye. Bila gagal melakukan akibatnya akan fatal bagi kelangsungan jabatan, produk atau gagasan yang telah diterima masyarakat.

4.      The Communicative function model menurut Judith dan Robert Friedenberg

a.   Tahap Surfacing
Tahap surfacing (pemunculan) lebih banyak berkaitan dengan membangun landasan tahap berikutnya seperti memetakan daerah-daerah yang akan dijadikan tempat kampanye, membangun kontak dengan tokoh-tokoh setempat atau orang-orang kita yang berada di daerah tersebut, mengorganisasikan pengumpulan dana dan sebagainya.
Tahap ini dimulai begitu seseorang secara resmi mencalonkan diri untuk jabatan politik tertentu. Pada tahap ini pula khalayak akan melakukan evaluasi awal terhadap citra kandidat secara umum.
b.   Tahap Primary
Adapun karakteristiknya yaitu:
1)   Pada tahap ini berupaya untuk memfokuskan perhatian khalayak pada kandidat, gagasan atau produk yang kita munculkan di arena persaingan.
2)   Pada tahap ini kita mulai melibatkan khalayak untuk mendukung kampanye yang dilaksanakan. Dalam konteks politik inilah tahap yang paling kritis dan paling mahal.
3)   Kritis karena kita secara ketat bersaing dengan kandidat lain dan dalam proses persaingan itu kita mungkin menghamburkan janji yang kemudian tidak dapat kita penuhi.
4)   Mahal karena pada tahap ini sesungguhnya kita bersaing untuk dapat menjadi nominator selanjutnya yang akan dipilih oleh khalayak.
c.   Tahap Nomination
Begitu kandidat kita mendapat pengakuan masyarakat, memperoleh liputan media secara luas atau gagasannya menjadi topik pembicaraan anggota masyarakat, maka nominasi pun dimulai.
d.  Tahap pemilihan
Adapun karakterisitknya adalah:
1)    Biasanya masa kampanye telah berakhir. Namun, secara terselubung seringkali para kandidat ‘membeli’ ruang tertentu dari media massa agar kehadiran mereka tetap dirasakan.
2)    Beberapa kandidat bahkan dengan sengaja membuat berita-berita tertentu, biasanya berdimensi kemanusiaan agar mendapat simpati khalayak.
3)    Di Indonesia, ada fenomena yang disebut “serangan fajar” yakni tindakan menyuap pemilih dengan sejumlah uang agar mereka memilih partai atau orang yang bersangkutan.

5.      Model Kampanye Notwak dan Warneryd

Adapun elemen pada model kampanye ini yaitu:
a.    Intendend effect (efek yang diharapkan). Efek yang hendak dicapai harus dirumuskan dengan jelas.
b.    Competiting communication (persaingan komunikasi). Perlu diperhitungkan potensi gangguan dari kampanye yang bertolak belakang (counter campaign).
c.    Communication object (objek komunikasi) Biasanya dipusatkan pada satu hal saja, karena untuk objek yang berbeda menghendaki metode komunikasi yang berbeda.
d.    Target population & receiving group (populasi target dan kelompok penerima). Dapat diklasifikasikan menurut sulit atau mudahnya mereka dijangkau pesan kampanye.
e.    The Channel (saluran) penggunaannya tergantung karakteristik kelompok penerima dan jenis pesan kampanye. Media dapat menjangkau seluruh kelompok , namun bila tujuannya adalah mempengaruhi perilaku maka akan lebih efektif bila dilakukan melalui saluran antarpribadi.
f.    The message. Pesan dibentuk sesuai dengan karakteristik kelompok yang menerimanya. Pesan dibagi 3 fungsi: menumbuhkan kesadaran, mempengaruhi serta memperteguh dan meyakinkan penerima pesan bahwa pilihan atau tindakan mereka adalah benar.
g.   The communicator/sender dapat dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Harus memiliki kredibilitas di mata penerima pesannya.
h.   The obtained (Efek yang yang dicapai). Efek kampanye meliputi efek kognitif (perhatian, peningkatan pengetahuan dan kesadaran), afektif (berhubungan dengan perasaan, mood dan sikap) dan konatif (keputusan bertindak dan penerapan).

6.      Model Difusi Inovasi
Adapun karakterisitik model kampanye ini yaitu:
a.   Diterapkan dalam kampanye periklanan dan kampanye yang berorientasi pada perubahan sosial.
b.   Penggagasnya adalah Ilmuwan komunikasi Everett M. Rogers. Ada 4 tahap:
c.   Tahap I: tahap Informasi : terpaan yang bertubi-tubi dan dikemas dalam bentuk pesan yang menarik akan menimbulkan rasa ingin tahu khalayak tentang produk dan gagasan tersebut.
d.   Tahap kedua: persuasion terjadi ketika khalayak tergerak mencari tahu dan produk tersebut menarik minat mereka.
e.   Tahap selanjutnya yang ketiga adalah membuat keputusan untuk mencoba yang didahului oleh proses menimbang tentang berbagai aspek produk tersebut. Tahap ini orang akan mengambil tindakan dengan cara mencoba produk tersebut.
f.    Tahap keempat konfirmasi atau reevaluasi: bila orang telah mencoba produk atau gagasan yang ditawarkan. Tahap ini menempati posisi yang strategis karena akan menentukan apakah seseorang akan menjadi pengguna yang loyal atau sebaliknya.
g.   Tidak semua tahapan yang ada akan dilalui khalayak, bahkan bisa saja berhenti pada tahap pertama.
H.      Contoh Kampanye Keselamatan Jalan
1.   Kampanye keselamatan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Jember melalui Taman Lalu Lintas.



2.      Kampanye keselamatan yang dilakukan oleh Kepolisian

3.      Kampanye keselamatan dengan stiker




4.      Kampanye keselamatan dengan spanduk