Selasa, 30 Juni 2015

KESELAMATAN LALU LINTAS KOTA TEGAL
Masalah yang dihadapi oleh para pakar manajemen lalu-lintas di kota-kota besaryaitu pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang demikian pesatnya, sedangkan pertambahan panjang jalan sangat lamban. Hal ini menyebabkan peningkatan tundaan (delay) aliran lalu-lintas, peningkatan jumlah kemacetan di berbagai jalan raya serta peningkatan jumlah kecelakaan lalu-lintas di jalan raya. Sebagai gambaran, kemacetan di beberapa ruas Kota Tegal khususnya di jalan-jalan urat nadinya, demikian pula jumlah kematian akibat kecelakaan lalu-lintas – data lima tahun terakhir – sudah melebihi angka 10.000 orang setiap tahunnya. Sungguh sangat fantastis.
Tidak disiplinnya pengemudi dalam berlalu-lintas, menambah dominannya peran manusia sebagai penyebab utama kecelakaan. Sebagai contoh ketidakdisiplinnya pengemudi di daerah perlintasan Kereta Api Pertamina. Pengemudi banyak yang tidak sabar menunggu langsiran bahan bakar kereta dari Pertamina akibatnnya terjadi kemacetan yang sangat panjang. Penyebab kecelakaan jalan di Indonesia khususnya Kota Tegal adalah faktor manusia, khususnya para pengemudi. Hal ini akibat pelanggaran terhadap rambu-rambu dan marka jalan, seperti : pelanggaran sinyal lalu-lintas di simpang, pelanggaran rambu dan marka dilarang menyiap, pelanggaran terhadap batas kecepatan maksimum, pelanggaran dilarang parkir atau  berhenti  di simpang.
Kekurangfahaman dari sebagian pengemudi kendaraan akan makna dan arti rambu-rambu dan marka, sifat acuh atau tidak menghormati pemakai jalan yang lain serta ketidaksabaran pengemudi (main serobot lampu merah, tidak memberi kesempatan para penyeberang jalan di zebra cross dll) akan menambah angka kecelakaan. Hal inilah yang menyebabkan angka kecelakaan, ketertiban dan kesemrawutan lalu-lintas semakin bertambah banyak. Demikian pula kurang tertibnya parkir di tepi jalan dan yang menjadi titik parkir yang kurang disipliin berada di sekitar area stasiun Kota Tegal, akan mengganggu kelancaran arus lalu-lintas. Alhasil, masalah-masalah seperti tersebut diatas adalah akibat kurangnya informasi dan pendidikan di bidang lalu-lintas kepada semua pengguna jalan, khususnya para pengemudi.

1.       Informasi dan Pendidikan di Bidang Lalulintas
Informasi di bidang lalulintas / transportasi meliputi 3 pilar utama, yaitu :
a.     Pendidikan sadar dan tertib berlalu-lintas dapat dilaksanakan dengan cara;
1)     Pendidikan mengemudi melalui kursus-kursus.
2)      Sosialisasi undang-undang jalan serta peraturan lalulintas melalui perbaikan kurikulum sekolah, penyebaran brosur tentang cara mengemudi yang baik dan benar.
b.    Informasi tentang jadwal dan jalur angkutan umum serta rute yang dilalui (Manajemen Informasi)
c.    Informasi kecepatan yang dianjurkan melalui rambu-rambu elektronik di jalan.
2.         Maksud dan Tujuan Pendidikan dan Keselamatan Lalu-lintas
Maksud serta tujuan dari pendidikan di bidang lalulintas adalah
a.    Mengubah perilaku pengemudi menuju pengemudi yang santun.
b.    Meningkatkan kedisiplinan pengemudi terhadap peraturan lalulintas.
c.    Meningkatkan keselamatan di bidang transportasi.
d.   Meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan pengemudi berlalu-lintas serta peduli terhadap pengguna jalan lain.
3.         Sasaran Pendidikan dan Keselamatan Lalu-lintas
Sasaran pendidikan di bidang lalulintas ini adalah :
a.    Di bidang lingkungan : mengurangi dampak negatif akibat kecelakaan lalu-lintas, emisi gas buangan knalpot, gangguan lalu-lintas, angka kecelakaan.
b.    Meningkatkan rasa aman dalam menempuh perjalana
c.    Mengurangi tingkat kecelakaan lalu-lintas.
d.   Perbaikan mobilitas guna mencapai kelancaran perjalanan.
e.    Dalam bidang ekonomi : mengurangi dana yang dipakai untuk perawatan korban kecelakaan.
4.         Jenis-jenis Pendidikan.
Jenis-jenis pendidikan di bidang lalulintas yang penting untuk dilaksanakan dalam rangka untuk mengatasi masalah lalulintas adalah
a.    Jenis pendidikan mengemudi : pengemudi dididik belajar mengemudi melalui teori dan praktik baik di lapangan tertentu atau di jalan raya didampingi instruktur, lewat kursus-kursus mengemudi.
b.    Memberikan peringatan tentang dampak negatif transportasi terhadap   lingkungan – kesehatan – keselamatan angkutan, dan masyarakat  lewat pendidikan formal, informal dan non formal serta mass media, pembagian brosur-brosur, dsb.
c.    Pendidikan psychologi : meningkatkan disiplin,berperilaku benar,menghormati pemakai jalan lain, lewat pendidikan formal, informal dan nonformal.
d.   Mensosialisasikan peraturan-peraturan lalulintas, disertai dengan sangsi-sangsi pelanggarannya, kepada semua lapisan masyarakat, baik para pengemudi maupun para pejalan kaki, dengan maksud agar tertanam rasa disiplin berlalulintas serta menghormati pemakai jalan yang lain..
Keberhasilan dalam pendidikan sangat berpengaruh terhadap pemahaman peraturan lalu-lintas dan peningkatan disiplin berlalu-lintas serta akan mengakibatkan berkurangnya kecelakaan lalu-lintas, tundaan maupun kemacetan lalu-lintas.

 SALAM PERHUBUNGAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar